Kadangkala untuk menunjukkan sesuatu kepada sang Raja, Abu Nawas tidak
bisa hanya sekedar melaporkannya secara lisan. Raja harus mengetahuinya
dengan mata kepala sendiri, bahwa masih banyak di antara rakyatnya yang
hidup sengsara. Ada saja praktek jual beli budak.
Dengan tekad yang amat bulat Abu Nawas merencanakan menjual Baginda
Raja. Karena menurut Abu Nawas hanya Baginda Raja yang paling patut
untuk dijual. Bukankah selama ini Baginda Raja selalu mempermainkan
dirinya dan menyengsarakan pikirannya? Maka sudah sepantasnyalah kalau
sekarang giliran Abu Nawas mengerjai Baginda Raja.
Abu Nawas menghadap dan berkata kepada Baginda Raja Harun Al Rasyid.
"Ada sesuatu yang amat menarik yang akan hamba sampaikan hanya kepada
Paduka yang mulia."
"Apa itu wahai Abu Nawas?" tanya Baginda langsung tertarik.
"Sesuatu yang hamba yakin belum pemah terlintas di dalam benak Paduka yang mulia." kata Abu Nawas meyakinkan.
"Kalau begitu cepatlah ajak aku ke sana untuk menyaksikannya." kata Baginda Raja tanpa rasa curiga sedikit pun.
"Tetapi Baginda..." kata Abu Nawas sengaja tidak melanjutkan kalimatnya.
"Tetapi apa?" tanya Baginda tidak sabar.
"Bila Baginda tidak menyamar sebagai rakyat biasa maka pasti nanti
orang-orang akan banyak yang ikut menyaksikan benda ajaib itu." kata Abu
Nawas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar