Dengan wajah muram seorang murid bersimpuh di hadapan syaikhnya. Sang
syaikh dengan wajah dan suara berwibawa bertanya kepadanya,"Apakah
gerangan merisaukanmu?"
"Wahai syaikh, sudah lama aku ingin melihat
wajah Nabiku SAW walau hanya lewat mimpi. Namun, sampai sekarang
keinginanku belum juga terkabul," jelas si murid.
"Oo... rupanya itu yang kau inginkan. Tunggu sebentar..."
Sang syaikh mengeluarkan pena, kemudian menuliskan sesuatu untuk muridnya.
"Nih..., bacalah setiap hari seribu kali, insya Allah kau akan bertemu dengan Nabimu."
Dengan
wajah berseri pulanglah si murid membawa catatan itu. Namun, setelah
beberapa minggu, kembalilah si murid ke rumah syaikhnya memberitahukan
bahwa bacaan yang diberikannya tidak menghasilkan apa-apa. Sang syaikh
segera memberikan bacaan lain. Namun, beberapa minggu kemudian muridnya
kembali dengan lesu memberitahukan bahwa bacaan itu pun masih belum
menghasilkan apa-apa.
Setelah diam beberapa saat, berkatalah sang
syaikh, "Nanti malam datanglah engkau kemari. Aku mengundangmu makan
malam." Sang murid mengangguk kemudian pulang ke rumahnya. Setelah tiba
saatnya, pergilah ia ke rumah sang syaikh untuk memenuhi undangannya. Ia
merasa heran melihat syaikhnya hanya menghidangkan ikan asin saja.
"Makan, makanlah semua ikan itu, jangan sisakan sedikit pun!" kata sang syeikh kepada muridnya.
Karena
tergolong murid taat, maka ia habiskan seluruh ikan asin yang ada.
Selesai makan ia merasa kehausan karena memang ikan asin membuat orang
mudah kehausan. Ia segera meraih segelas air dingin yang ada di
hadapannya.
"Letakkan kembali gelas itu!" perintah sang syaikh.
"Kau tidak boleh minum air itu hingga esok pagi, dan malam ini kau tidur
di rumahku!"
Dengan penuh rasa heran diturutinya perintah
syaikhnya. Malam itu ia tak bisa tidur. Lehernya serasa tercekik karena
kehausan. Ia membolak-balikkan badannya, hingga
akhirnya tertidur
karena kelelahan. Apa yang terjadi? Malam itu ia mimpi, Syeikhnya
menyodorkan segelas air dingin. Setelah minum, ia terjaga dari tidurnya.
Mimpi itu sangat nyata. Seakan benar-benar terjadi padanya.
"Apa yang kau impikan?" tanya sang syeikh yang berdiri tak jauh darinya.
"Syaikh aku tidak memimpikan Nabiku SAW, aku mimpi minum air."
Tersenyumlah
sang syaikh mendengar jawaban muridnya. Kemudian dengan bijaksana ia
berkata, "Jika cintamu pada Nabi SAW seperti cintamu pada air sejuk itu
niscaya kau akan memimpikannya."
Menangislah si murid. Ia baru
sadar bahwa ternyata dalam hatinya belum cukup ada rasa cinta kepada
Nabi. Ia masih lebih mencintai dunia daripada Nabi. Ia masih banyak
meninggalkan sunahnya. Ia masih belum meneladani akhlaknya. Ia masih
lebih mencintai air..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar