Dulu
waktu kita masih kecil, hal yang paling sering kita lakukan adalah
menangis. Bahkan, ketika pertama kali kita dilahirkan sebagai anak
manusia pun, tangisan
adalah hal pertama yang bisa kita lakukan, selain bikin repot Bunda dan
seisi dunia. Sedikit-sedikit nangis. Perut lapar, nangis. Pengin minum,
nangis. Ngantuk, nangis. Padahal kan tinggal merem aja. BT, nangis.
Pipis, nangis. Duuuh, capeee deeeh.
Ternyata tanpa kita sadari, kita
sudah sangat akrab dengan yang namanya tangisan dan air mata. Setelah
kita beranjak dewasa, baik secara fisik maupun kejiwaan, kegiatan
menangis sudah dapat kita kendalikan. Kalau perut kita lapar, kita tak
lagi menangis. Ketika kebelet ingin buang air, juga tidak lagi menangis.
Waktu bangun tidur, tak ada lagi tangisan. Kegiatan ini sudah dapat
kita kontrol dengan baik. Hanya pada kondisi-kondisi tertentu saja kita
menangis, terutama pada situasi kondisi kejiwaan yang mempengaruhi
emosi.
Menangis adalah reaksi alami,
yang terjadi akibat berbagai rangsangan internal maupun eksternal. Bila
kita kaji lebih jauh, ternyata memang banyak sekali faktor-faktor yang
menyebabkan tangisan. Nah dari faktor-faktor yang menyebabkan tangisan
itu, maka muncullah berbagai macam istilah tangisan yang didasarkan pada
penyebabnya. Ada beberapa jenis tangisan yang bisa kita kenali, di
antaranya adalah:
1. Airmata kerinduan (Syauq)
2. Airmata cinta (‘isyq)
3. Airmata perpisahan (firaq)
4. Airmata penantian (intizhar)
5. Air mata kesedihan (huzn)
Dan masih banyak lagi nama yang
diberikan pada airmata yang ditimbulkan oleh banyak faktor pula. Ada
satu ayat dalam Al-Quran, yang mengindikasikan tentang tangisan.
Diantaranya adalah “dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan
kepada Rasulullah, kamu lihat mata mereka mengucurkan airmata disebabkan
kebenaran yang telah mereka ketahui; seraya berkata; “ya Tuhan kami, kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al-Quran dan kenabian Muhammad saw.)” (QS. Al-Maidah:83).
Jadi, selama ini, kalau kita
sering nangis karena hal-hal yang justru ga perlu ditangisi, buat apa?
Nonton telenovela bikin nangis. Ga penting banget kan? Nonton sinetron
di TV juga nangis? Capee deeeh. Yang ada kita malah dehidrasi,
kekurangan cairan tubuh. Hehehe. Nah setelah kita tahu jenis dan
nama-nama air mata, yang disebabkan oleh banyak faktor tadi, sudah
selayaknya kita bisa menggunakan fasilitas yang diberikan oleh Allah SWT
kepada kita dengan sebagaimana mestinya. Masih banyak hal yang justru
memang mengharuskan kita menangis, malah kita sikapi dengan cuek beibeh.
Contoh kecil, ketika kita
berhadapan dengan kondisi sosial yang mengharukan, seperti kehidupan
anak-anak jalanan yang sering kita lihat disekitar kita, pengemis yang
menggelandang, pengamen jalanan yang berusia seperti adik kita di rumah,
ibu-ibu renta yang berjuang di antara tumpukan sampah. Sepertinya hal
tersebut justru luput dari perhatian kita. Nah sudah saatnya kita
menangis untuk sesuatu yang beralsan. Menangis untuk sesuatu yang memang
perlu kita tangisi. Menangis untuk sesuatu yang bermanfaat. Menangis
sebagai manifestasi dari rasa syukur kita pada-Nya, atas nikmat yang
kita rasakan dan belum bisa dirasakan oleh orang-orang yang kurang
beruntung tadi.
Semoga, setiap tetes airmata
yang mengalir dari mata kita, mejadi saksi atas kebesaran-Nya, bukan
lagi hanya kegiatan alami yang menjadi sia-sia. Menangislah jika memang
ada alasan dan tersenyumlah saat kita mendapat kebahagiaan. Karena
tangisan bukan selalu berarti bahwa kita cengeng.
Metro,,,21,November,2012
Sumber: Buku (menangislah Jika Memang Ada Alasan-Muhammad Ibrahim Siraj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar