Kiai Hamid bin Abdullah bin Umar atau sering dikenal dengan panggilan
“Mbah Hamid”, dikenal sebagai Ulama’ sufi dan bahkan oleh kebanyakan
orang disebut sebagai kiai yang Wali, atau sosok yang sudah memiliki
derajat tertentu disisi Sang Khalik, karena kekeramatannya serta
beberapa kelebihannya yang telah banyak dirasakan oleh banyak orang yang
bertemu dengan beliau dan hidup pada masa tersebut.
Menurut beberapa riwayat, Mbah Hamid walaupun hidup dalam masa
kontemporer yang penuh gemerlapnya dunia, prilaku zuhud (sebagaimana
salah satu ajaran sufi, red: mengasingkan diri dari gemerlapnya dunia)
tetap beliau jalankan. Pada masa tersebut mbah hamid sering didatangi
pejabat dengan kepentingan yang bermacam-macam, bahkan tak jarang sering
ditawarkan hadiah seperti mobil mewah dan sebagainya, tetapi apa jawab
beliau: “Sudahlah barang itu simpan dirumahmu, kalau aku butuh antarkan,
kalau tidak butuh bawa kembali”, rupanya beliau tidak ingin disibukkan
dengan urusan duniawi. Saya sendiri pernah ketemu langsung dengan mantan
bendaharanya, yang sering mendampingi mbah hamid ketika masa hidupnya,
dia menceritakan bahwa selama dia ditunjuk sebagai bendaharanya, Mbah
Hamid belum pernah menanyakan walau sekalipun tentang berapa jumlah uang
yang ada. Walaupun pada waktu itu jumlah uang begitu banyak sekali.
Kemudian lanjutnya, yang paling aneh adalah bahwa beliau sering diundang
penduduk kadang sampai 40 kali dalam sehari, dan beliau sebisa mungkin
didatangi semua, termasuk makanan yang disajikan dalam rangka menghargai
dihabiskan juga, tetapi beliau tidak merasa kekenyangan sebagaiman
ukuran manusia normal, beliau dikenal sangat menghargai sekali tuan
rumah yang mengundang.
Dan yang lebih menakjubkan, Mbah Hamid sangat dermawan sekali kalau
dalam urusan agama, misalnya sa’at beliau masih hidup, telah mendirikan
sedikitnya 135 mesjid. Sampai saat ini, setelah beliau meninggal, hari
meninggalnya beliau diperingati setiap tahun yang dikenal dengan “Haul
Mbah Hamid”, secara khusus ditempatkan diwilayah Pasuruan dan yang
berdatangan pada umumnya umat Islam wilayah Pasuruan dan sebagian umat
Islam yang lain yang berada di daerah Jawa Timur. Banyak hal yang bisa
di ambil dari keteladan beliau, khususnya kegigihan beliau dalam
memperjuangkan umat, disamping itu, beliau bisa mengasingkan diri dari
gemerlapnya dunia atau berlaku zuhud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar