Kamis, 08 November 2012

Membangun Semangat Jiwa Tanpa Topeng Kepalsuan

PENDAHULUAN
Bertolak dari landasan berpikir bahwa modal spiritual dapat memberikan daya dorong dalam membangun semangat jiwa tanpa topeng kepalsuan, haruslah setiap manusia menyadari sepenuhnya apa arti kehidupannya. Oleh karena itu, untuk mengingat siapa, darimana dan kemana manusia itu, perlu diingatkan jiwanya melalui pemahaman apa-apa yang kita ungkapkan dibawah ini :

• Tambang emas dalam diri anda adalah pikiran anda. Anda dapat menggali sepuas anda inginkan.
• Kalau anda ingin maju maka lihatlah tiap-tiap perkembangan perubahan situasi. Di sana ada kesempatan untuk karirmu.
• Jangan dibunuh sainganmu agar engkau sendiri tidak kehilangan semangat bersaing “ (Abdullah Masrur. M.H.)
• Berilah kegembiraan hati barang sesaat, karena hati itu kalau terlalu penat menjadi buta.
• Bekerjalah bagi kehidupanmu, seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan beribadahlah kepada tuhanmu seakan-akan kamu akan mati besok.
• Musuhmu yang paling besar ialah dirimu sendiri yang ada dalam badanmu.
• Kamu akan dipandang sebagai orang hidup, jika hidup itu kamu isi dengan kesungguhan kerja, dan kamu tidak mau diseret oleh kemalasan.
• Sesungguhnya Allah menjadikan rejekiku, dibawah bayang-bayang usahaku.
• Tidaklah sempurna iman seseorang apabila ia belum bisa mencintai sesamanya seperti mencintai dirinya sendiri.
• Barangsiapa yang tidak mempunyai rasa kasih sayang, tidaklah pula akan dikasihi orang.
• Berbuatlah baik kepada orang yang tidak baik. Andaikata anda berbuat baik kepada orang baik, anda telah melaksanakan sesuatu yang tepat. Tetapi jika anda berbuat baik kepada orang yang tidak baik maka anda tetap orang baik.
• Sekiranya kamu tidak akan dapat memberikan kelonggaran kepada orang baik dengan hartamy, berilah mereka kelonggaran dengan wajahmu yang berseri-seri disertai akhlaq yang baik.
• Yang amat dikasihi kamuoleh Allah, ialah mereka yang menjinakkan hati orang lain dan yang dijinakkan hatinya oleh orang lain dan yang amat dimarahi kamu oleh Allah ialah orang-orang yang menyiar-nyiarkan kabar fitnah, yang mencerai-berikan diantara sesama saudara.
• Agama itu akal, dan tidak ada agama bagi siapa yang tidak berakal.
• Surga itu berada di bawah telapak kaki ibu.”( Muhammad SAW)
Bertitik tolak dari mutiara kepribadian diatas, maka pikiran anda diarah untuk mengaktualisasikan alat pikiran dalam wujud membentuk “percaya diri” yang dapat kita rumuskan sbb. :
Percaya diri yang ditopang oleh modal spritual yang kuat berarti kemampuan menggerakkan alat pikir (kesadaran, kecerdasan, akal) untuk meningkatkan kedewasaan intelektual, emosional, sosial dan rohaniah dalam menjalankan peran dalam hidup.
Sejalan dengan pemikiran diatas, maka percaya diri tanpa topeng kepalsuan akan mampu meletakkan landasan yang kuat dalam memberikan arah 1) perspektif ; 2) posisi ; 3) kinerja dengan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut :
• Pertama, Siapa membunuh seseorang……….. Hendaklah dianggap seolah-olah ia membunuh seluruh ummat manusia, tetapi siapa menyelapkan hidup seseorang, hendaknya ia dianggap seolah-olah telah menyelamatkan hidup seluruh ummat manusia (Hidup).
• Kedua,Tiap hari adalah hari perbaikan buat hidup manusia, oleh sebab itu belajarlah dari kesalahan (Belajar)
• Ketiga,Bekerja untuk duniamu, seolah-olah engkau akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok pagi (Bekerja).
Dengan berpegang teguh atas prinsip HIDUP, BELAJAR DAN BEKERJA, maka diharapkan menjadi seorang pribadi yang disukai dan sekali gus memiliki sikap kepemimpinan yang mampu merumuskan hal-hal yang berkaitan dengan wawasan, penyelarasan dan pemberdayaan untuk menghadapi gelombang perubahan.
HIDUP MELAMBANGKAN PETA PERSFEKTIF
Kepemimpinan yang mampu membangun rasa percaya diri yang diyakininya sebagai sumber sukses dan kemandirian, maka dengan kompetensinya, ia harus mampu menangkap gelombang perubahan yang jauh berbeda dari abad 20 yang telah mulai bergerak awal tahun 1990 sebagai masyarakat informasi menjadi masyarakat pengetahuan dan berkembang dalam abad 21. Memasuki milenium ketiga dan dimulai 1 Januari 2001 yang banyak ditandai dengan adanya gelombang ketidakpastian dalam seluruh aspek kehidupan yang bercirikan dunia tanpa batas.
Gelombang ketidakpastian telah membuat kesenjangan yang meluas dari masa kini ke masa depan, sehingga diperlukan suatu pandangan hidup menatap masa depan sebagai suatu peta perjalanan hidup yang panjang untuk dapat menyeberangi kesenjangan yang terjadi dari gaya lama ke gaya baru untuk menyelesaikan masalah-masalah normal dan tak normal, akibat dari perubahan – perubahan dalam masa-masa yang tak menentu.
Oleh karena itu, diperlukan dorongan yang kuat untuk mengungkit peta pikiran masa depan melalui proses berpikir yang tidak disadri, artinya kekuatan intuitif yang menuntun jalannya hidup anda dalam abad 21 yang penuh tantangan, sehingga untuk meningkatkan jiwa intuitif tumbuh dan berkemabang didorong oleh keingitahuan hal-hal yang terkait sebagai berikut :
• Memahami sepenuhnya makna Tauhid artinya mempercayai bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Dialah yang telah menciptakan, mengatur dan menentukan ala mini, sehingga dengan demikian kita wajib beribadah kepada-Nya.
• Memahmi tntang Rahmat Allah artinya kasih sayang Allah yang diberikan-Nya kepada segenap makhluk-Nya sehingga dengan rahmatitu para makhluk-Nya dapat bertahan.
• Mehami ikhlas dalam beramal artinya suatu ibadah yang kita lakukan adalah tergantung pada niyat kita, sehingga niyat adalah pekerjaan hati yang tidak mungkin orang lain mengetahuinya.
• Memahami jalan keselamatan artinya menciptakan kehidupan yang harmonis, berusaha mempertinggi ilmu pengetahuan (berkaitan dengan agama, sosial, budaya dsb), berusaha mempelajari ajaran yang dianutnya.
• Memahami secara mendalam dengan hal-hal yang terkait mengenai akhlak terpuji, tawakal, kejujuran menahan marah, larangan berbuat zhalm, sabar menerima musibah, dan ssebagainya.
Dengan membaca, menterjemahkan, meneliti, mengkaji, menghayati, memahami diharapkan menjadi pedoman dalam peta pikiran untuk dapat mengamalkannya. Oleh karena itu hidup melambangkan peta persfektif haruslah menyadari bahwa diperlukan perubahan sikap dalam berpikir artinya ada keinginan untuk berubah atas desakan atau panggilan hati nurani. Bila tidak ibarat “Orang yang berasrat tetapi tidak bertindak sama saja seperti membiakkan wabah sampar.” Dengan demikian, perubahan dalam berpikir menuntut adanya keinginan secara berkelanjutan untuk meningkankan kualitas kedewasaan intelektual, emosional, sosial dan rohaniah.
BELAJAR MELAMBANGKAN PETA POSISI
Bertolak dari pemahaman makna hidup yang melambangkan peta persfektif menjadi petunjuk setiap langkah untuk menuntun manusia dalam perjalanan hidup yang akan dilaluinya. Sejalan dengan itu hidup masa kini, tidak mungkin melepaskan pengalaman masa lalu, oleh karena itu maka belajar berkelanjutan merupakan kunci keberhasilan.
Keberhasilan dalam menjalankan hidup sangat ditentukan oleh kesiapan manusia untuk menuangkan langkah-langkah perubahan dengan memerinci peta persfektif kedalam peta posisi sebagai pedoman untuk mempersiapkan diri dalam usaha meningkatan kedewasaan yang sejalan dengan tuntutan perubahan, oleh karena itu manuia menuju perjalanan hidup tidak dapat melepaskan diri dari kebutuhan belajar.
Dengan belajar, berarti setiap manusia akan menyadari bahwa orang tidak pernah terlalu tua untuk belajar dan oleh karena itu tidak pernah terlambat untuk mampu melaksanakan apa-apa yang tertuang dalam peta posisi yang ditetapkannya.
Sejalan dengan pemikiran diatas, maka belajarlah untuk lebih merasa malu terhadap dirimu sendiri daripada terhadap orang lain dalam usaha untuk meningkatkan kualitas kedewasaan anda sendiri, yang mampu mendorong anda selalu siap menyesuaikan diri yang sejalan dengan tuntutan perubahan dalam sikap dan perilaku dari sifat yang reaktif menjadi proaktif.
Jadi belajar melambangkan peta posisi anda yang mempunyai kemampuan untuk dapat melaksanakan kedalam kegiatan yang ditopang oleh kekuatan daya ingat anda, karena ia merupakan dasar dari proses pembelajaran dimulai dari mencari pengetahuan lalu menyimpannya, sehingga yang terpenting adalah belajar menguasai diri sendiri.
BEKERJA MELAMBANGKAN PETA KINERJA
Untuk melaksanakan apa-apa yang dituangkan dalam peta posisi, maka rencana kerja jangka pendek haruslah dirinci kedalam rencana peta kinerja, oleh karena itu setiap kerja harus memasang niat. Setiap orang akan mencapai apa yang dinikmatinya. Jikalau hijrahnya untuk kepentingan dunia, ia Cuma akan memperoleh itu.
U,
Renungkanlah makna bekerja tersebut dalam usaha melepaskan diri sebagai suatu kekuatan jiwa tanpa topeng kepalsuan, sehingga anda mampu merealisasikan peta kinerja kedalam suatu kekuatan pikiran.
Jadi bayangkanlah bahwa bekerja untuk duniamu, seolah-olah engkau akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok pagi. Oleh karena itu, bekerjalah karena bekerja adalah yang akan menentukan hari kemudian kita, sehingga tidak ada sesuatu ilham yang istimewa datang mendadak. Hanya dengan kerja yang bertujuan sajalah ilham itu datang.
Kunci keberhasilan anda dalam menjalankan peta kinerja, hiduplah dengan kekuatan jiwa tanpa topeng kepalsuan jiwa karena disitulah letak sinar cahaya yang selalu membuka mata hati anda untuk menggerakkan kekuatan pikiran dalam bersikap dan berperilaku.
Jadi betapapun beratnya beban yang harus kita tanggung, bila ditanggung dengan penuh semangat dan kegembiraan serta bersama-sama, beban itu niscaya akan ringan. Dengan memahami untaian makna jiwa dan hati, maka bekerjalah sampai selesai, kemudian bergembiralah sebagaimana mestinya sehingga dengan dorongan pikiran tersebut akan melahirkan buah pikiran bahwa hanya jika engkau meneyelsakan seluruh kewajibanmu, barulah engkau akan merasa bahagia yang sesungguhnya.
PENUTUP
Membangun semangat jiwa tanpa topeng kepalsuan dalam memanfaatkan pikiran anda akan sangat tergatung keyakinnan anda Dengan keyakinan memberikan daya dorong kedalam jiwa untuk membangun percaya diri menjadi kebiasaan yang produktif, sehingga setiap orang harus memiliki semangat dan keyakinan. Oleh karena itu, manusia tidak maju jauh sebelum meyakinkan diri sendiri, dan bukan meyakinkan orang lain.
Dengan semangat jiwa, maka percayalah bahwa ada rencana dalam kehidupan anda yang ditentukan oleh kebesaran Ilahi, maka disitulah letak bagaimana anda akan melalui situasi yang sedang anda alami. Bukankah tiba-tiba saja muncul berkat entah dari mana ?, itulah tanda kebesaran Allah bahwa akan selalu ada „tangan yang menolong“ dan oleh karena itu tingkatkan kebiasaan yang poduktif untuk menuntun jiwa dan hati anda dalam usaha menuju keselamatan.
Bertolak dari pemikiran diatas, maka sadarilah bahwa memupuk semangat jiwa bukanlah sesuatu yang harus disadari sehingga setialah pada keyakinan-keyakinan sendiri yang murni untuk mendorong semangat jiwa yang tertuntun kedalam peta persfektif, posisi dan kinerja untuk melaksanakan apa-apa yang terpikirkan dengan melepaskan pengaruh dari kekuatan pikiran agar berhati-hati mengambil kesimpulan yang negatif tentang masa depan karena manusia menjalankan, sedangkan keberhasilan ditentukan oleh yang diatas.
Jadi membangun semangat jiwa tanpa topeng kepalsuan bukanlah sesuatu yang dibuat-buat melainkan sesuatu kebutuhan dalam perjalanan hidup ini sebagai sesuatu di dalam diri kita yang harus ditumbuhkan dan dikembangkan secara berkelanjutan, dengan demikian akan melahirkan jiwa yang berkualitas yang sejalan dengan tuntutan perbaikan sikap dan perilaku yang dibutuhkan.
Sejalan dengan pikiran diatas, maka semangat jiwa yang melambangkan peta persfektif, psosisi dan kinerja menjadi satu kesatuan dalam proses penyemburnaan itu jiwa semoga menjadi jiwa yang berkualitas kedalam kebiasaan yang produktif untuk mendukung perubahan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntutan untuk menuntun jiwa yang lebih bersih yang tidak dikotori oleh keburukan.

Tidak ada komentar: